Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Budaya Kerja, Nilai-Nilai Budaya Kerja

Budaya Kerja, Nilai-Nilai Budaya Kerja

\Budaya Kerja ialah satu falsafah dengan dilandasi penglihatan hidup selaku nilai-nilai sebagai karakter, rutinitas dan penggerak yang dibudayakan pada suatu barisan dan tercermin dalam sikap jadi sikap, harapan, opini, penglihatan dan perlakuan yang diwujudkan selaku kerja.

Budaya kerja mempunyai arah untuk mengganti sikap dan sikap SDM yang ada agar tingkatkan keproduktifan kerja untuk hadapi bermacam rintangan di periode mendatang.

Manfaat dari implementasi Budaya Kerja yang bagus :

Tingkatkan jiwa bergotong-royong.

tingkatkan kebersama-samaan

sama-sama terbuka keduanya

tingkatkan jiwa kekerabatan

tingkatkan rasa kekerabatan

membuat komunikasi yang lebih bagus

tingkatkan keproduktifan kerja

responsif dengan perubahan dunia luar, dan lain-lain.

Nilai-Nilai Budaya Kerja dalam organisasi

Budaya perusahaan adalah nilai dan falsafah yang sudah disetujui dan dipercaya oleh semua insan Bank DKI selaku dasar dan referensi untuk Bank DKI untuk capai arah. Bank DKI mendeskripsikan budaya perusahaan dalam tujuh nilai yang menyerap ke dalam seluruh pegawai Bank DKI.

Komitmen

Junjung tinggi nilai-nilai yang disetujui dan bertanggungjawab dengan segenap hati.

Tutorial Sikap:

Menggenggam tegar dan berusaha keras untuk capai sasaran

Melakukan pekerjaan dengan penuh tanggung-jawab

Bisa dipercayai dalam mengemban tiap pekerjaan secara benar

Melakukan pekerjaan mengikut ketentuan yang berjalan

Tindak lanjuti tiap permasalahan sebagai tanggung-jawab saya dan pastikan penuntasannya sampai habis

Timwork

Kerja sama yang didasari semangat sama-sama menghormati dan menghargai untuk capai hasil yang terhebat.

Tutorial Sikap:

Siap dengar dan menghargakan opini seseorang

Tidak memaksain kehendak atau opini individu

Aktif memberikan anjuran, opini untuk kesuksesan team

Memikir positif

Siap bekerja dengan penuh keikhlasan, tanggung jawab dan dedikasi

professional

Melakukan pekerjaan sesuai ketrampilan, ketrampilan dan pengetahuan di sektornya untuk capai performa terhebat dengan masih junjung tinggi kaidah bankir.

Tutorial Sikap:

Bekerja efisien dan efektif

Inovatif dan inovatif

Terus belajar untuk meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan kepiawaiannya

Positif thinking

Berpikiran luas dan penglihatan jauh di depan

Bekerja berdasar konsep kehati-hatian (prudent)

Servis

Memberi service terhebat ke semua nasabah dengan sikap ramah, santun, ikhlas dan rendah hati hingga bisa memberi kepuasan.

Tutorial Sikap:

Senyuman Salam Sapa

Dengarkan dengan segenap hati untuk pahami keperluan nasabah

Memberi service dengan cepat, cepat dan tepat

Siap terima kritikan dan anjuran untuk pembaruan service

Disiplin

Melakukan pekerjaan secara on time, pas buat, dan pas faedah.

Panduan Perilaku

On time

Melakukan tindakan sesuai peraturan dan proses yang berjalan dengan penuh tanggung jawab

Melakukan gagasan yang sudah diputuskan

Memakai fasilitas dan prasarana kantor seperti mestinya

Kerja Keras

Melakukan pekerjaan dengan semua usaha untuk capai hasil yang terhebat.

Tutorial Sikap:

Tidak mudah menyerah untuk cari jalan keluar yang lebih bagus

Mengakhiri pekerjaan dengan kualitas yang terhebat

Terus semangat untuk memberi hasil yang lebih bagus

Tidak cepat senang berdasar hasil yang diraih

Ikhlas mempertaruhkan kebutuhan individu untuk terwujudnya kebutuhan perusahaan

Kredibilitas

Membuat keyakinan dengan kejujuran, tanggung jawab, kepribadian, dan satu kata dengan tindakan

Tutorial Sikap:

Berani mengatakan bukti apa yang ada secara terbuka dan jujur dengan masih jaga rahasia bank dan perusahaan

Junjung tinggi kebenaran sesuai kaidah bankir

Melakukan pekerjaan dengan tulus

Berlaku terbuka dalam ungkap ide dan opini

Menyukai pekerjaan dan jaga citra bank

DIAGNOSIS KINERJA BERMASALAH

Pada kasuistis analisis performa memiliki masalah ini, rupanya diketemukan 5 (lima) factor pemicunya yakni :

a. Prinsip Kerja Turun

Mengapa seorang pegawai prinsip kerjanya turun ? ini dapat karena dua hal yakni

Dampak Lingkungan Fisik dan Dampak Lingkungan Sosial Ekonomi.

1) Dampak Lingkungan Fisik,

Factor lingkungan fisik juga menguasai memengaruhi prinsip kerja seorang pegawai, selaku satu contoh lingkungan fisik ialah Ruangan kerja, coba kita pikirkan bagaimana andaikan seorang pegawai bekerja di sebuah tempat dengan lingkungan fisik yang sempit, dan tidak mencukupi, fasilitas kurang, misalkan lemari meja dan bangku berdesak-desakan dan arsip tidak teratur dengan rapi sebab semua sudah sarat dengan beberapa berkas yang bersusun dimana saja, computer, mesin tulis kerap hancur,dan listrik kerap mati, sebab kurang daya.

sedang fisik ekternal misalkan tempat kerja kita bersisihan dengan peranan yang tidak sesuai alokasinya misalkan bila sektor pekerjaan kitamembutuhkan situasi yang tenang, yakni sektor administrasi dan pembukuan, tapi gedung kita bersisihan dengan bengkel yang ramai dan berisik, karena itu seorang pegawai tidak bisa bekerjadengan hasil optimal, sebab menganggap terusik, begitupun kebalikannya bila sektor pekerjaan kita itu memerlukan kebebasan untuk keluarkan suara suara yang bising tetapi bersisihan dengan rumahsakit, atau tempat bersalin karena itu seorang pegawai tidak bisa bebas lakukan kerjanya sebab takut ditegur oleh faksi rumah sakit dan di tuduh menggangu keteraturan dan kebutuhanumum.

2) Factor Lingkungan Sosial ekonomi.

Factor lingkungan sosial ekonomi dapat dari 2 elemen intern dan external :

Elemen ekternal

yaiitu lingkungan sosial ekonomi keluarga (Pegawai). Elemen lingkungan sosial ekonomi keluarga dapat memengaruhi prinsip kerja turun, seperti keperluan rumah tangga yang makin besar, kepentingan pengajaran beberapa anak, membuat rumah, dan permasalahan keluarga, rumah tangga jalinan suami istri, kenakalan anak anak yang telah makin bergerak dewasa, hingga mengambil alih pemikiran dan tenaga dalam jam kerja pegawai. Di lain sisi stimulan dari kantor tidak ada, upah tidak memenuhi.

Elemen Intern

lingkungan sosial ekonomi dalam tempat kerja seorang pegawai akan turunkan prinsip kerja bila dari lingkungan kerja tidak ada kejelasan kelangsungan kedepan, jalinan dengan rekan sekerja ada permasalahan kompetisi kurang sehat, sama-sama jatuhkan dan mencelakakan, susunan organisasi, tupoksi, dan promo kedudukan tidak terang, dan tidak teratur administrasi.

b. Disiplin Kerja Terusik

Disiplin kerja akan terusik bila di mana satu keadaan seorang pimpinan tidak dapat mengatur pegawainya, sorang pegawai tidak dapat dikontrol bila keadaan di satu perusahaan atau di satu lingkungan kerja tidak terang ketentuan ketentuan yang dibikin, terhitung hak dan keharusan beberapa pegawai.

Pegawai cuman dituntut kewajibannya saja tiada jadi perhatian hak-haknya, dan stimulan dan agunan kesejahteraan, agunan promo untuk mereka yang berprestasi dan hukuman atau ancaman untuk mereka yang absen atau menyalahi dan lakukan kelalaian-kecerobohan.Hingga di sini jelaslah jika mengapa disiplin kerja terusik ?.

Sama seperti yang sudah itu dalam peristiwa di atas, tentu saja ini dikarenakan oleh sebelumnya kesadaran seorang pegawai atas tidak tercukupinya satu keperluan ( hak-haknya selaku seorang pegawai ) hingga seorang pegawai ambil satu keputusan untuk tentukan sikap selaku satu pernyataan pada ketidak puasan akan keperluannya, ini tentu saja akan makin turunkan prinsip kerjanya, dengan kerap lakukan kelalaian-kecerobohan, tidak mematuhi ketentuan yang sudah disetujui bersama

c. Persyaratan pekerjaan tidak disanggupi

Persyaratan pekerjaan tidak tercukupi benar-benar kuat hubungan dengan prinsip kerja yang turun, sehinggafaktor-faktor yang memengaruhi persyaratan pekerjaan tidak tercukupi yakni:

1) Factor intern, di mana dampak lingkungan fisik dan lingkungan sosial ekonomi

2) Factor Ekternal, Sumberdaya manusia yang kurang, hingga perlu beberapa pelatihan-pelatihan spesial dan penyeleksianatau penyeleksian pegawai yang sanggup di sektornya. Dan mempunyai sumberdaya manusia yang andal di bagiannya hingga persyaratan pekerjaan dapat tercukupi.