Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MSDM : Six Sigma Metodologi dalam Manajemen kualitas, Pengertia, Kedudukan, Sistem daan teknik six sigma

                                    MSDM : Six Sigma Metodologi dalam Manajemen kualitas

MSDM - Pada intinya, Six Sigma adalah metodologi manajemen yang populer dan sering dipakai di penjuru dunia. Biasanya six sigma dipakai untuk proses pembaruan dan kenaikan satu proses, dan untuk mengatur kualitas secara berkepanjangan.


Perusahaan yang sanggup mengaplikasikan six sigma secara baik akan nampak dari kualitas produknya yang makin baik. Karena itu, metodologi ini benar-benar berguna dan penting untuk meningkatkan usaha. Nah, kesempatan ini, silahkan kita ulas lebih dalam mengenai six sigma dan langkah mengaplikasikannya.


Pengertian Six Sigma


Six sigma adalah langkah yang konsentrasi dalam tingkatkan kualitas. Berdasar asal ucapnya, sig sigma berawal dari kata six yang berarti 6 dan sigma yang ini berarti unit dari satu standard deviasi yang dikenali dengan lambang σ. Oleh karenanya six sigma kerap kali dilambangkan jadi 6σ.


Metodologi ini pertamanya kali dipakai dalam kurva lonceng dalam pengetahuan statistika, mana yang satu sigma akan menyimbolkan satu standard deviasi yang dari mean atau nilai reratanya. 


Oleh karenanya, bila satu proses memiliki enam sigma yang terdiri dari 3 sigma atas dan bawah, karena itu kekuatan tingkat ketidakberhasilan bisa menjadi rendah. Jadi, makin tinggi satu nilai sigma, maka semakin kemungkinan kecil cacat dalam satu proses.


Di lain sisi, dikutip dari situs sah American Society of Quality, six sigma ialah satu alat atau langkah yang dikerjakan oleh faksi manajemen perusahaan untuk meningkatkan kemampuan pada proses peningkatan usahanya. Maksudnya ialah untuk tingkatkan performa dan meminimalkan ada kekuatan kekeliruan.


Oleh karenanya, six sigma diklaim sanggup merealisasikan kualitas produksi pada perusahaan bertambah lebih baik, tingkatkan keuntungan perusahaan, serta sanggup tingkatkan motivasi kerja pegawainya.


Kedudukan dalam Six Sigma


Feature six sigma yang paling kuat akan melahirkan infrastruktur yang kuat , dan ini bermanfaat untuk pastikan jika aktivitas kenaikan perform ini telah kantongi bermacam sumber daya yang sedang diperlukan. Karena itu, ada tingkatan-tingkatan status kedudukan dalam mekanisme manajemen yang ini. Bermacam jenjang dan status kedudukan dalam mekanisme manajemen six sigma ini ialah:


1. Champion / Sponsor (Hebat Management)


Dalam masalah ini, hebat management atau manajemen pucuk mempunyai tanggung jawab untuk sanggup mengkoordinasikan roadmap usaha supaya bisa sentuh six sigma. Mereka berperanan penting saat menentukan project, jalankan pemantauan, dan kurangi bermacam kendala untuk project six sigma.


2. Master Black Belt


Master Black Belt berperanan selaku tutor dalam satu organisasi. Maksudnya untuk bawa organisasi bertambah lebih berhasil dan raih kapabilitas six sigma sama seperti yang telah diputuskan.


Harus dipahami jika Master Black Belt harus diisi oleh mereka yang mempunyai tingkat kelihaian tehnis dan organisasi yang tinggi, sebab Master Black Belt nanti harus latih Black belt. Disamping itu, mereka harus juga mengenali semua hal yang dijumpai black belt dalam organisasi dan pahami bermacam teori matematika sebagai landasan dalam pengetahuan sistem statistik.


3. Black Belt


Black Belt ialah seorang pimpinan team yang nanti harus mengaplikasikan metodologi six sigma dalam proyeknya. Ia harus juga mengenalkan metodologi dan alat yang dipakai ke tiap anggota team dan organisasi yang lebih luas.


4. Green Belt


Green Belt akan melakukan tindakan dalam hasilkan project departemen kecil secara terpusat dengan memakai bermacam taktik untuk raih kesuksesan dan suksesnya.


5. Tim Members


Mereka ialah beberapa anggota yang berperan serta pada suatu team project. Jadi, mereka akan memberikan dukungan kesuksesan project berdasar tanggung jawab yang telah diembannya. Disamping itu, mereka harus juga lagi memakai sistem dan sumber daya six sigma selaku sisi dari pekerjaan setiap harinya.


6. Yellow, White and Other Six Sigma Belts


Ada banyak kedudukan paling akhir kecuali six sigma yang telah disebut sebelumnya. Mereka ialah yang terima beberapa wujud training, tetapi tidak diinginkan untuk pimpin team atau mengakhiri satu project. Mereka cuman terima training dan memungkinkannya mereka bekerja selaku simpatisan six sigma saja.


Sistem Six Sigma


Minimal ada dua sistem khusus yang dapat dipakai untuk mengaplikasikan six sigma, pertama DMAIC atau Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Ke-2 , DMADV atau Define, Measure, Analyze, Desain, Validate


1. DMAIC


DMAIC ialah satu sistem yang memiliki sifat data-driven. Arah dari ada ini untuk meningkatkan produk atau layanan yang telah ada untuk tingkatkan kepuasan customer atau konsumen setia. Biasanya, DMAIC digunakan oleh perusahaan manufacturing produk atau perusahaan layanan pengangkutan atau logistik.


Sama namanya, DMAIC itu terbagi dalam beberapa proses khusus, yaitu:


Define: Tentukan permasalahan, arah, dan proses.


Measure: Memandang permasalahan, performa yardstick, dan penilaian mekanisme pengukur.


Analyze: Menganalisis efektifitas dan efektivitas proses untuk capai satu arah.


Improve: Lakukan analisis langkah pembaruan atau meningkatkan satu proses.


Control: Satu usaha dalam menghitung performa implikasi pada bermacam tingkatan taktik awalnya.


DMADV


Di lain sisi, DMADV ialah satu langkah yang dapat Anda pakai untuk membuat atau membuat ulangi satu proses manufacturing produk yang baru. Sistem ini benar-benar pas diputuskan jika satu proses produk yang dikerjakan perusahaan sekarang ini tidak sanggup memberikan kepuasan konsumen setia meskipun telah semaksimal kemungkinan.


Tehnik Six Sigma


Terdaftar ada delapan tehnik six sigma yang memakai kombinasi pengetahuan statistika landasan dan riset data untuk raih hasil yang diharapkan.


1. Brainstorming


Brainstorming ialah langkah awal yang dikerjakan saat sebelum memakai perlengkapan dalam six sigma. Pada tingkatan ini, Anda harus membuat bermacam inspirasi dan langkah inovatif dalam mengakhiri satu permasalahan.


2. Root Cause Analysis


Root cause analysis atau riset akar permasalahan ialah satu tingkatan yang perlu dituntaskan dengan memakai tehnik 5W (why, who, when, what, where) supaya sanggup mengenal dan mendapati akar persoalan yang ada.


3. Suara Customer


Tingkatan ini harus dikerjakan dengan dengarkan kritikan dan anjuran dari customer, baik itu secara intern atau external. Dengan demikian, Anda dapat mengenali hal apa yang perlu ditingkatkan atau diperbarui berdasar anjuran dan kritikan dari customer.


4. Mekanisme 5R


Dalam masalah ini, mekanisme 5R yang diartikan ialah singkat, rapi, resik, rawat dan rajin. Ke-5 cara ini dikerjakan untuk dapat hilangkan bermacam hal yang tak perlu dan turunkan kekuatan kendala yang dapat tampil dalam proses penerapan.


5. Kaizen


Tehnik kaizen ialah satu taktik yang dapat dipakai untuk tingkatkan usaha secara terus-terusan dengan mengawasi, mengenali, dan lakukan bermacam peningkatan secara berkepanjangan. Bila sedikit terdapat saja inefisiensi, karena itu harus selekasnya dikerjakan perombakan supaya bisa lebih bagus.


6. Benchmarking


Benchmarking ialah satu proses yang dipakai untuk tentukan standard pengukur. Dalam masalah ini, Anda dapat memperbandingkan usaha Anda dengan pesaing atau usaha yang lain sama untuk mengenali apa kelebihan serta kekurangan yang dipunyai oleh pesaing.


7. Poka-Yoke


Poka-yoke ialah tehnik yang dapat dikerjakan untuk menghindar bermacam kekuatan kekeliruan dan pengaturan taktik. Didalamnya, tiap karyawan harus dapat mengenali dan buang bermacam hal yang dapat mengakibatkan inefisiensi.


8. Nilai Stream Mapping


Nilai stream mapping ialah satu tehnik yang dapat dipakai untuk menghitung arus material dan info dalam membuat satu project di hari esok. Maksudnya ialah untuk mengoptimalkan pengurangan inefisiensi.