Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suka Makan Enak Bisa Menyebabkan Serangan Jantung

Suka Makan Enak Bisa Menyebabkan Serangan Jantung
Health - Banyak orang beranggapan Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang banyak diderita oleh orang ‘berada’ atau ‘berduit’ saja. Anggapan tersebut tidak selamanya benar. Orang yang tinggal di pedalaman (desa) juga memungkinkan terserang penyakit yang Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyakit yang paling mematikan.

Demikian dikemukan oleh Dr. Utojo Lubiantoro, SpJP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) dari RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading, yang dijumpai di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Dari dulu hingga kini jumlah penderita penyakit jantung semakin meningkat. Hanya saja karena sekarang terdapat peralatan kedokteran, penyakit jantung bisa terdeteksi lebih awal. Di samping pola masyarakat modern kota sudah mulai sadar akan kesehatan dengan melakukan check-up.

Jika dulu orang yang terkena serangan jantung banyak yang tidak tertolong sebab penanganan yang lambat karena belum tersedianya obat yang manjur dan peralatan yang canggih. Kini dengan adanya pengobatan yang tepat jumlah yang meninggal dunia bisa diperkecil. 

Menurut Utojo, penyakit jantung koroner disebabkan pola hidup dan konsumsi makanan yang diterapkan orang tersebut tidak sehat.Faktor resiko dari penyakit ini disebabkan banyak hal seperti diabetes, kolesterol, hipertensi dan rokok yang erat dengan pola hidup orang yang bersangkutan.

Umumnya hal ini dialami mereka yang tinggal di kota-kota besar. Ia mengatakan, semakin memiliki finansial yang kuat biasanya gaya hidupnya (life style) ‘semau gue’, pola hidupnya kurang sehat. Otomatis, resiko terkena penyakit jantung lebih besar.

Orang yang hidup di kampung atau desa biasanya jarang makan seafood atau daging lantaran harganya sangat mahal. Mereka lebih sering makan sayur tahu dan tempe, itu malah sehat,

Tapi hal itu bukan jaminan utama orang desa tak bisa terjangkiti penyakit ini. Meskipun mereka yang tinggal di kampung atau desa jarang (tidak) makan daging, namun pola hidupnya kurang sehat karena suka merokok, tetap saja orang tersebut bisa terkena penyakit jantung koroner. Hanya saja jumlah mereka tidak terdeteksi dengan pasti

Bicara data, orang desa yang menderita penyakit ini jumlahnya lebih kecil dibandingkan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini bisa dimaklumi soalnya orang kota yang secara ekonomis lebih mapan bisa melakukan check-up setiap waktu.

Mereka bisa kapan saja melakukan check-up kesehatan sehingga datanya dengan mudah bisa kita peroleh,” tegas Utojo. Akan tetapi, lanjutnya bukan berarti didesa tidak ada.Banyak juga orang kampung yang terkena penyakit jantung. 

Soalnya sering kita lihat banyak juga orang kampung yang merokok. Padahal kita ketahui bersama rokok merupakan salah satu pemicu seseorang terserang penyakit jantung