Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Pengorganisasian (Organizing) dan Konsep Pengorganisasian

Pengertian Pengorganisasian (Organizing) dan Konsep Pengorganisasian

Mamajemen
- Pengorganisasian atau Organizing sebagai satu dari 4 peranan Management. Biasanya, Peranan pengorganisasian dilaksanakan sesudah peranan Perencanaan (planning). Ini bisa dilihat dari posisi 4 peranan management yang mencakup Perencanaan, Pengorganisasian, Pemimpinan dan Pengendalian yang dengan bahasa Inggris umumnya disebutkan dengan POLC (Planning, Organizing, Leading and Controlling).


Untuk mengulas lebih lanjut mengenai pengorganisasian, kita perlu mengetahui apakah yang dimaksud dengan Organisasi yakni kata awal dari istilah "Pengorganisasian" ini.

 Organisasi ialah kumpulan 2 orang ataupun lebih yang bekerja bersama secara terancang untuk mencapai tujuan ( Dian Wijayanto (2012:126), ).


 Tujuan organisasi sebagai hasil keputusan yang diatur pada babak perencanaan. Jadi di sini lebih jelas disebutkan jika pengorganisasian akan dikerjakan sesudah ada Perencanaan.



Pada dasarnya Pengorganisasian (Organizing ) merupakan suatu proses untuk penetapan, pengelompokkan, penataan dan pembangunan skema hubungan kerja dari beberapa orang untuk capai tujuan organisasinya.


Pengorganisasian ialah proses mengendalikan beberapa orang dan sumber daya yang lain untuk bekerja menuju tujuan bersama. Dalam pengorganisasian, pengaturan susunan organisasi sebagai hal yang penting supaya tiap orang yang ada di dalam organisasi itu mengetahui secara jelas tugas atau pekerjaan, tanggung jawab, hak dan kuasa mereka.Schermerhorn (1996:218), 


Lima Prinsip Pengorganisasian (Organizing Principles)


Agar bisa lakukan peranan pengorganisasian secara efisien, seorang manager seharusnya mempunyai dasar tertentu hingga mereka bisa memutuskan dan melakukan tindakan sesuai keputusan yang diambil tersebut. 


Dibawah ini beberapa prinsip pengorganisasian yang bisa dipakai agar peranan pengorganisasian dalam management bisa dikerjakan dengan efisien.



1. Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)


Prinsip ini kerap disebutkan Prinsip Pembagian Kerja atau Division of Work, ada pula yang mengatakan Division of Labour.Yang diartikan dengan Spesialisasi kerja ialah pembagian beberapa tugas atau pekerjaan yang kompleks jadi beberapa sub-pekerjaan atau bagian ke karyawannanya. Tiap pegawai dilatih untuk lakukan beberapa tugas tertentu yang terkait dengan specialistasinya hingga mereka mempunyai kwalifikasi dan kekuatan yang terkait dengan beberapa tugas yang diberi tersebut.


Keuntungan dari Spesialisasi pekerjaan atau Pembagian kerja ini ialah meningkatkannya keproduktifan dan bisa lakukan pekerjaan dengan efektif karena tiap pegawai lakukan pekerjaan yang serupa sehari-harinya hingga kecepatan kerja dan kualitas kerja bisa terbangun secara baik. Tetapi di lain sisi, keterikatan organisasi pada pegawai itu bisa menjadi tinggi sekali dan memunculkan kebosanan pegawai akan kegiatan rutin pekerjaan yang serupa dan berkali-kali. 


Kebosanan pegawai itu lama-lama segera dapat mengakibatkan tingginya tingkat ketidakberadaan (absen) dan tingkat penggantian tenaga kerja (employee turnover) yang tinggi juga. Karena itu, banyak beberapa perusahaan/organisasi yang lakukan perputaran pekerjaan untuk kurangi keterikatan pada beberapa orang tertentu dan untuk menghindar kebosanan akan kegiatan rutin yang serupa dan berkali-kali.


2. Prinsip Kewenangan atau Kuasa (Authority)


Kewenangan atau kuasa ialah hak untuk lakukan suatu hal, membuat keputusan, memerintah seseorang untuk lakukan suatu hal (atau mungkin tidak lakukan sesuatu), dan hak untuk membagikan sumber daya atas nama organisasi untuk capai tujuan organisasi.


Berdasar prinsip ini, semua peranan, pekerjaan, kuasa dan hubungan di antara manager dan bawahannya harus diartikan dan ditetapkan dengan jelas. Pengklarisifikasian hubungan kuasa (authority) dan tanggung jawab (responsibility) bisa menolong organisasi mencapai pengaturan yang lebih bagus serta lebih efisien.


3. Prinsip Rantai Instruksi (Chain of Command)


Rantai Instruksi sebagai ide penting untuk membuat satu susunan organisasi yang kuat. Rantai Komand atau Chain of Command bisa disimpulkan sebagai garis wewenang tanpa putus yang menghampar dari pucuk management ke pegawai tingkat paling rendah dan mejelaskan siapakah yang harus bertanggungjawab dan melapor ke siapa. Jadi pada intinya bisa disebutkan jika Rantai Instruksi ialah saluran laporan. Misalkan seorang Operator produksi harus melapor ke Leader Produksi, Leader produksi harus melapor ke Supervisor produksi, selanjutnya Supervisor produksi harus melapor ke Manager dan Manager Produksi harus melapor ke Direktur Operasional.


Garis Tanggung jawab dan wewenang tanpa henti  ini berdasarkan  dua konsep penting yakni Unity of Command (Kesatuan Komando) dan Scalar Chain (Tingkatan berangkai). Berdasar Prinsip kesatuan ( persatuan ) Instruksi, Pegawai semestinya cuman menerima perintah dari atasan saja dan bertanggungjawab ke satu atasan saja. Bila kebanyakan Atasan yang memberi perintah, pegawai yang berkaitan akan susah untuk membandingkan fokusnya. Ini akan memunculkan ketidaktahuan dan tidak konsentrasi pada pekerjaan yang diberikannya. Sedang Scalar Chain ialah garis vertikal kuasa di atas sampai ke bawah. Tiap pegawai harus mengetahui status mereka dalam Hirarki Organisasi. Garis kuasa ini akan memberikan apa sebagai kuasa dan tanggung jawabannya.


4. Prinsip Pendelegasian Kuasa (Delegation)


Pendelegasian kuasa sebagai salah satunya poin penting di dalam organisasi. Tanpa pendelegasian kuasa, seorang manager harus kerjakan sendiri semua kerjanya. Kesuksesan seorang manager pada intinya benar-benar bergantung pada kekuatannya untuk mewakilkan kuasa dan pekerjaan ke bawahannya.


Pendelegasian kuasa bisa disimpulkan sebagai penyerahan kuasa dari manager ke bawahannya untuk lakukan suatu hal atau kuasa untuk ambil satu keputusan.


5. Prinsip Rentang Kendali (Span of Control)


Rentang Kendalian (Span of Control) atau kerap disebutkan dengan Bentang Management (Span of Management) ialah Jumlah Pegawai atau bawahan yang bisa dikontrol secara efisien dengan seorang atasan pada sebuah waktu, atasan yang diartikan itu bisa berbentuk seorang Supervisor atau Manager.


Rentang kendalian ini penting dalam ketahui design dan dinamika barisan dalam organisasi yang berkaitan. Rentang kendalian dalam satu unit kerja (departement) bisa berbeda dengan unit kerja yang lain walau pada sebuah organisasi yang serupa. Tidak ada angka atau jumlah yang jelas pada bentang kendalian ini, ini karena tiap organisasi mempunyai design dan wujud yang berbeda juga. Selain itu, pengalaman dan personalitas manager dan kekuatan dan sikap bawahan memengaruhi jumlah rentang kendalian ini.


Rentang kendalian yang sempit akan memudahkan seorang manager untuk lakukan supervisi pada bawahannya dan membuat lancar komunikasi dengan bawahannya, sedang rentang kendalian yang lebar bisa memberi peluang yang semakin banyak ke bawahannya dan latih bawahannya lebih independen/mandiri.