Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Macam Kafir Dan Pengertiannya

Pengertian Kafir Dan Penggolongan Kafir

Agama - 
Dalam Islam, perkara iman dan kufur sebagai perkara yang paling fundamental. Dua perkara berikut yang membedakan dan akan menentukan Kedudukkan seorang di depan Allah swt. 

Apakah dia jadi mukmin atau kafir, apa dia bisa menjadi penduduk surga atau neraka. Dua perkara itu, iman (mukmin) dan kufur (kafir) mustahil berkumpul pada diri seseorang. 

Iman ialah membenarkan dengan hati (niat), mengaku dengan lisan (pernyataan), dan beramal dengan anggota badan (perbuatan). Puncak dari keimanan ialah yakin adanya Allah swt. 

Lalu bagaimanakah dengan kufur (kafir) ?

1. Pengertian Kafir 

Istilah kafir mempunyai pengertian yang paling luas, dengan bermacam jenis cakupan. Secara harfiah, kafir bermakna "(orang) yang menutup diri". Bentuk noun-nya ialah "kufur" yang bermakna "penyangkalan atau pengingkaran". Louis Makluf dalam "Kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A'lam", menerangkan jika kafir bermakna "menutupi dan menghalangi". 

Sedangkan, Al-Jirjani dalam "Al-Ta'rifat", mendefinisikan kafir dengan orang yang tutupi nikmat Allah swt. Jika mengarah pada dua pengertian itu, karena itu istilah kafir dipakai bukan hanya dalam kerangka kepercayaan semata-mata. 

Misalkan, jika istilah kafir dipadukan dengan nikmat, karena itu pengertian kafir ialah musuh dari beberapa orang yang mengucapkan syukur yakni beberapa orang yang kufur. 

Hal itu seperti firma Allah swt dalam QS. Ibrahim : 14, yang maknanya :

"Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu memaklumkan; "Sebenarnya bila kamu mengucapkan syukur, tentu Kami akan menambahkan (nikmat) padamu, apabila kamu kufur (memungkiri nikmat-Ku), karena itu sebenarnya azab-Ku benar-benar pedih"."

Dalam perkara agama, menurut Ibn Hazm, kafir sebagai pengingkaran (memungkiri) salah satu antara perkara yang diharuskan oleh Allah swt untuk diimani sesudah ditegakkan hujjah padanya, yakni dengan sampainya kebenaran kepada yang bersangkutan, baik pengingkarannya dengan hati saja, dengan lisan saja, atau mungkin dengan keduanya.

Kekufuran dapat muncul karena seorang melakukan sebuah perlakuan yang menurut syariat bisa mengeluarkan pelakunya dari keimanan atau jadi kafir. 

Sedang dalam Ensiklopedia Al Quran, disebut jika "kafir" ialah musuh dibanding "iman". Kafir sebagai pengingkaran pada Allah swt, pengingkaran ke beberapa Nabi dan Rasul-Nya dan semua tuntunan yang mereka bawa, dan pengingkaran kepada hari akhir.

Disamping itu, masih ada beberapa lagi pengertian kafir yang bisa ditemui dalam bermacam opini yang disampaikan oleh beberapa pakar, misalkan pendapat dari Hamka, dalam "Kitab Tafsiran Al-Azhar", yang mengatakan jika kafir ialah orang yang tak mau percaya, mulutnya melawan, dan tindakannya menantang. 

Sedang M. Quraish Shihab, dalam "Tafsiran al-Mishbah : Pesan, Kesan-kesan dan Kecocokan al-Qur'an", mendefinisikan istilah kafir dalam beberapa pengertian, seperti berikut :

  • Pengingkaran pada keesaan dan bentuk Allah swt, beberapa Rasul-Nya dan mendustakan hari akhir (kiamat).
  • Enggan mengucapkan syukur atas nikmat dan karunia yang sudah Allah swt limpahkan. Allah swt memberi nikmat dan anugerahnya kepada siapa saja, namun ada beberapa manusia yang enggan mengucapkan syukur atas nikmat dan karunia yang sudah Allah swt limpahkan.
  • Menghalangi atau menutupi dirinya dan seseorang dari jalan Allah swt. Wujud kekafiran dalam masalah ini, saat seorang menolak dirinya dari kebenaran yang dikatakan oleh para Rasul-Nya selanjutnya ditambah dengan menghalangi seseorang untuk menempuh jalan yang benar yang sudah dikatakan Rasul-Nya. Quraish menerangkan jika orang yang kafir dalam ayat itu yakni beberapa orang yang melakukan penindasan atas diri mereka dan yaitu sekalian menghalangi seseorang dari menempuh jalan Allah yakni jalan kebaikan dan kebenaran yang penuh kedamaian.
  • Memiliki iman tapi tidak mengerjakan tuntunan agama Islam. Seorang mengaku Muslim tapi tidak melakukan apa yang sudah Allah swt dan Rasul-Nya perintahkan dan menjahui apa yang sudah dilarang karena itu orang itu bisa dihukumi kafir.
  • Jadikan agama sebagai permainan. Orang kafir yakni orang-orang yang jadikan agama yang semestinya diyakini dan diagungkan sebagai permainan, mereka lakukan bermacam aktivitas yang percuma dan tanpa tujuan.

2. Penggolongan Kafir. 

Kafir (orang kafir) bisa dibagi jadi beberapa kelompok. Istilah kafir sendiri, dalam perubahan bisa dibagi jadi dua tingkatan :

1. Kafir Mutlak. 

Kafir mutlak atau kafir absolut ialah orang yang sama sekali tidak yakin pada adanya Tuhan sebagai pembuat dan pengatur alam semesta dan semua didalamnya. 

Untuk mereka, alam semesta dan didalamnya, terhitung dirinya, menjadi ada bukan lantaran (dibuat) Tuhan, tetapi ada sendirinya atau mengada secara alami. Orang yang termasuk dalam golongan kafir mutlak dikenali dengan "atheist", yakni orang yang menyangkal adanya Tuhan.

2. Kafir Relatif. 

Kafir relatif atau kafir bisbi ialah orang yang yakin kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta, tapi dengan ide ketuhanan dan keagamaan yang lain di antara yang diyakini oleh satu agama dengan kelompok agama lainnya. 

Tuhan, yang dikonsepsikan dan dipercaya oleh umat agama yang satu, berbeda dengan Tuhan yang dipercaya oleh umat agama yang lain.

Dalam Ensiklopedia Al-Quran, diterangkan jika kafir (orang kafir) bisa diperbedakan dalam lima kelompok, yakni :

1. Kafir Juhud.

Kafir juhud sebagai orang yang dalam hatinya mengaku ada Tuhan, tapi tidak diringi dengan perkataan. Kelompok ini telah ada jauh saat sebelum zaman kerasulan Muhammad SAW, misalkan Firaun. 

Allah swt berfirman dalam QS. An-Naml : 13-14, yang maknanya :

"Sebab demikian ketika mukjizat-mukjizat Kami yang pasti itu sampai kepada mereka, berkatalah mereka : "Ini ialah sihir yang nyata". Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) walau sebenarnya hati mereka meyakini (kebenaran)nya. karena itu lihatlah begitu kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan."

2. Kafir Ingkar.

Kafir ingkar sebagai orang yang melakukan pengingkaran pada Allah swt, para Nabi dan Rasul-Nya dan semua tuntunan yang dikatakannya, dan hari akhir. Beberapa ciri kafir ingkar ialah :mendustakan ayat-ayat Allah swt.

  • sombong.
  • mempertuhankan hawa nafsu.
  • tidak memercayai mukjizat.

Dalam Al-Quran, kafir ingkar disetarakan dengan zalim dan fasik, karena siksaan untuk mereka yang kafir ingkar berkaitan dengan sikap zalim dan fasik. 

Allah swt berfirman dalam Al-Ahqaf : 20, yang maknanya :

"Dan (ingatlah) hari (saat) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (ke mereka disebutkan) : "Kamu sudah habiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu sudah bersenang-senang dengannya. Karena itu pada ini hari kamu dibalasi dengan hukuman yang menghinakan karena kamu sudah menyombong diri dari muka bumi tanpa hak dan karena kamu sudah fasik"."

Pada intinya kafir ingkar mempunyai kesamaan dengan kafir juhud, khususnya pada penampikan pada kebenaran Tuhan, bedanya ialah berada pada status pelakunya, kafir juhud sebagai akibat karena kesombongannya, sedang kafir ingkar sebagai akibat karena ketidakyakinannya akan kebenaran.

3. Kafir Nifaq.

Kafir nifaq sebagai orang yang membenarkan atau lakukan pembenaran dengan perkataan tetapi dipungkiri dengan hati. Kafir nifaq sebagai kontradiksi dari kafir juhud. Yang terhitung dalam kelompok kafir nifaq ialah orang munafik.

4. Kafir Syirik.

Kafir syirik sebagai tindakan mempersekutukan Allah swt dengan makhluk lain atau menyembah selain Allah swt (memungkiri keesaan Allah swt). 

Orang yang masuk ke kelompok ini, biasanya mereka tidak menolak adanya Tuhan sebagai pembuat alam, tapi mereka memercayai jika ada Tuhan lain, selain Allah swt. Kafir syirik terhitung dalam kelompok dosa besar dan Allah swt tidak akan memaafkan dosanya. 

Hal itu seperti firman Allah swt dalam QS. An-Nisa : 48, yang maknanya :

" Sesungguhnya Allah tidak memaafkan dosa syirik, dan Ia memaafkan semua dosa yang selain dari (syirik) itu, untuk siapa yang diinginkan-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, Karena itu benar-benar dia sudah melakukan perbuatan dosa yang besar."

5. Kafir al-Irtidad.

Kafir al-irtidad sebagai orang yang keluar dari agama Islam (murtad). Orang dalam kelompok ini, jika dia wafat maka mati dalam kekafiran. 

Allah swt berfirman dalam QS. Al-Baqarah : 217, yang maknanya :

"Mereka menanyakan padamu mengenai berperang di bulan haram. Ucapkanlah : "Berperang dalam bulan itu ialah dosa besar, tapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Mushola al-Haram dan menyingkirkan penduduknya dari sekelilingnya, semakin besar (dosanya) disamping Allah. 

Dan melakukan perbuatan fitnah semakin besar (dosanya) dibanding membunuh. Mereka tidak berhenti-hentinya melawan kamu sampai mereka (bisa) kembalikan kamu dari agamamu (ke kekafiran), andaikan mereka mampu. 

Barang siapakah yang murtad antara kamu dari agamanya, lalu ia mati dalam kekafiran, karena itu mereka itu yang percuma amalannya dalam dunia dan di akhirat, dan mereka itu penghuni neraka, mereka abadi didalamnya"."

QS. An-Nisa : 137, yang maknanya :

"Sebenarnya orang-orang yang memiliki iman selanjutnya kafir, selanjutnya memiliki iman (pula), selanjutnya kafir lagi, selanjutnya semakin bertambah kekafirannya, karena itu sesekali Allah tidak memberikan ampunan terhadap mereka, dan tidak (juga) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus."

Sedang menurut Imam Al-Baghowi dalam "Ma'alimut Tanzil", mengatakan jika kafir terdiri dari 4 kelompok, yakni :

Kafir ingkar

Ialah kekafiran orang yang tidak mengenali Allah swt dan tidak mengakui-Nya sama sekalipun.

Kafir juhud

Ialah kekafiran orang yang mengenali Allah swt dengan batinnya, tapi tidak ingin mengikrarkan lewat lisannya.

Kafir inad

Ialah kekafiran orang yang mengenali Allah swt dengan batinnya, mengakui-Nya secara lisan, tapi enggan memeluk agama-Nya.

Kafir nifaq

Ialah kekafiran orang yang mengikrarkan Islam secara lisan, tapi batinnya tidak mengakuinya.

Demikian keterangan terkait dengan pemahaman dan pengelompokkan kafir.