Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arti Kehadiran Sosok Seorang Ibu

Arti Kehadiran Sosok Seorang Ibu
 Arti Kehadiran Sosok Seorang Ibu

Selalu tertanam dalam benakku begitu besar perjuangan yang telah kau jalani. Perjuangan yang tiada henti dari sosok seorang ibu hingga kini selama nafas masih ada dan denyut jantung belum berhenti.

Selama ini penilaian yang kuberikan untuk mu hanya berdasarkan penilaian secara kasat mata, terhadap apa yang kulihat dan kualami saja. Bagaimana peranmu dalam membesarkanku dan saudara – saudaraku. Kau curahkan semua tenaga, waktu, cinta dan kasih sayang kepada kami anak-anakmu tanpa kenal lelah.

Seiring bertambahnya usia, ketika telah tiba waktunya bagiku untuk memiliki keluarga sendiri memiliki anak keturunan yang diidamkan, semakin ku mengerti lebih dalam lagi bagaimana sosok dari seorang ibu yang sebenarnya.

Bagaimana beratnya perjuangan serta betapa besarnya pengorbanan yang mereka berikan. Pengorbanan lahir batin, emosi, pikiran serta tenaga tercurah hanya untuk berusaha bagaimana agar anak-anaknya dapat bahagia dan berhasil.

Kini kulihat dirimu yang dulu penuh tawa, penuh canda dan penuh tenaga kini mulai terkikis oleh waktu. Tawa dan candamu kadang diikuti dengan senyum menahan sakit. Tenagamu pun telah mulai berkurang ditelan usia. Garis lelah dan tua terlihat jelas di kerut wajahmu kini.

Kembali ku teringat pada masa kecil kami, ketika kami anak-anakmu sering kali membuatmu kesal, membuatmu marah tetapi engkau tetap sayang dan mencintai kami. Kau berikan pelukan lembutmu ketika kami terjatuh, kau berikan kecupan sayangmu ketika kami menangis. Tak terbalaskan, tak telupakan !!!!!

Saat kesulitan dan kepedihan datang padamu, tak pernah kulihat engkau mengeluh sedikitpun. Tak pernah kau perlihatkan air mata kesedihan di depan kami anak-anakmu. Ibu selalu tetap tegar.  

Tak ada kata lelah, engkau terus berjuang sekuat tenaga dan terus membimbing kami, mengajarkan kepada kami akan kebaikan dan bagaimana menjadi sosok yang mandiri.

Begitu pula ketika kesedihan datang kepada kami anak-anakmu, engkau menyediakan bahumu sebagai tempat kami bersandar, bercerita, sebagai tempat kami mendapatkan ketenangan. Kau berikan kesejukan pada hati kami dengan belaian dan pelukanmu, dengan lirih kau pun mendoakan kami agar mendapatkan kebahagiaan kami kembali.

Selama ini kita banyak belajar di sekolah tentang sosok pahlawan-pahlawan pejuang kita. Tapi kita lupa!! bahwa dirumah kita sendiri ada sosok seorang pejuang yang tangguh.

Arti Kehadiran Sosok Seorang Ibu
Kehadiran Sosok Seorang Ibu

Karena sorang ibu terutama yang telah memiliki anak akan memiliki kemampuan, kehebatan serta daya juang yang sangat tinggi. Lihatlah bagaimana kekuatan yang dimilikinya, kondisi yang dilaluinya dari awal kehamilan hingga melahirkan.

Bagaimana kuatnya seorang ibu selama 9 bulan masa kehamilannya. Sejak awal kehamilan seorang ibu akan mengalami kondisi emosi yang berubah-ubah serta sering mengalami hal yang tidak menyenangkan, mual dan muntah-muntah  dikarenakan perubahan hormon di tubuh. Serta berat beban kandungan diperutnya yang semakin bulan semakin membesar dan bertambah berat.

Semakin terlihat seorang ibu sebagai pejuang dan pahlawan sejati ketika tiba waktu persalinan. Bagaimana seorang ibu berjuang diantara hidup dan mati agar dapat melahirkan anaknya dengan selamat.

Kondisi diatas pun sudah kualami dan kujalani, maka dengan bangga padamu ibu sekarang aku dapat berkata, “ Pahlawan dan pejuang sejatiku adalah yang selalu menjadi perisaiku dalam setiap kabahagiaan dan kesedihanku, tak pernah berhenti hanya hembusan nafas akhir yang akan mengakhirinya, engkaulah perisaiku, Ibu “.

Ibu juga seseorang yang memiliki kemampuan yang bermacam-macam. Beliau menjadi tempat pelipur lara, tampat mencari ketenangan, tempat mencari solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh anak-anaknya. Aku ingat ketika pertama kali masuk sekolah dengan lingkungan yang masih asing, aku sangat takut dan bimbang.

Tetapi ibuku dengan penuh kasih dan sayangnya, beliau meyakinkan diriku bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan, aku ingat apa yang beliau katakan “Sekolah juga akan menjadi tempatmu untuk bermain anakku... engkau akan memiliki banyak teman-teman baru, disana juga engkau akan banyak belajar yang ilmunya dapat kau pakai untuk mencari jawaban kehidupan”.

Mendengar kalimat yang disampaikannya, timbul keberanian pada diriku membuat hilang keraguanku. Karena aku percaya, ibuku tidak akan menyesatkanku.

Bertambah besar usia kami anak-anaknya, perhatian, bimbingan serta kasih dan sayang ibu tidak berkurang sedikitpun bahkan semakin bertambah besar. Karena beliau selalu berharap agar semua anak-anaknya kelak akan menjadi orang-orang yang sukses dan bahagia dunia akhirat. Tak putus semangat beliau berikan, tak putus pula doa beliau panjatkan. Peluh lelah bercampur tangis dalam sujud menyertainya.

Aku yakin “Ridho ibu adalah ridho Allah.” Karena dalam setiap denyut nadi, aliran darah dan hembusan nafasnya, seorang ibu memiliki ikatan batin kepada anak-anaknya. Aku pun yakin, dibalik keberhasilan seorang anak ada sosok dari seorang ibu yang hebat.       

Bagaimana tidak hebatnya seorang ibu, beliau bisa menjadi apapun mengikuti kondisi dan keadaan yang terjadi. Pernah kulihat ibuku menaiki atap rumah untuk memperbaiki genting rumah yang bocor. Aku pun bertanya “Kenapa tidak memanggil seseorang untuk membantu memperbaikinya bu ?” beliau menjawab “Selama suatu pekerjaan masih memungkinkan dan bisa kita kerjakan sendiri, lakukanlah! Jangan pernah bergantung kepada orang lain.

” Sekarang baru aku mengerti tindakan yang dilakukan beliau adalah untuk melatih kemandirian kami anak-anaknya, tidak ada pekerjaan khusus yang hanya dikerjakan oleh anak lelaki atau khusus untuk anak perempuan saja. Semua harus mau belajar dan harus bisa.

Ibuku pun seorang “koki” yang handal, tak pernah luput sehari pun beliau membuat masakan yang sehat dan terbaik untuk kami anak-anaknya. Dari masa kami bayi hingga dewasa beliau selalu memberikan kami masakan dengan menu-menu yang “fantastik”, serasa memakan menu restoran tiap harinya.

Selalu aku bercerita kepada teman-teman akan kehebatannya menciptakan suatu kreasi masakan, kehebatannya menyulap masakan sederhana menjadi suatu masakan yang berkelas restoran.

Beliau juga seorang ahli keuangan yang tak tertandingi, ilmu ekonomi yang kudapat dibangku kuliah pun belum dapat mengalahkannya. Kadang aku berpikir dan tak bisa mengerti bagaimana kondisi keuangan yang minus, dapat dikelola beliau hingga dapat mencukupi dan menutupi semua kebutuhan yang ada. Subhanallah, hanya ibuku dan Tuhan yang tahu rumusannya.

Dikala kami sakit, ibu memposisikan diri layaknya seorang perawat. Beliau menjaga kami, memberikan sup hangat olahannya yang membuat badan kami menjadi segar kembali. Bahkan kadang beliau terjaga dalam tidur malamnya hanya sekedar untuk melihat keadaan anaknya, memperbaiki posisi selimut agar kami tetap hangat dalam tidur.

Saat adikku pernah dirawat di rumah sakit, kulihat beliau selalu menemani disamping tempat tidurnya. Aku tahu dia lelah dan kurang tidur, tetapi tak kulihat sedikitpun beliau mengeluh.

Kulihat sesal dan sedih dimatanya, karena salah satu anaknya harus terbaring di rumah sakit. Tak lepas doa selalu dipanjatkan berharap kesembuhan segera Tuhan berikan pada putrinya.

Ibu, tak pernah lelah bibirmu memohon padaNya, tak pernah lelah kakimu berdiri, tak pernah sakit keningmu selalu kau bawa bersujud lama padaNya. Meminta, memohon, dan selalu berharap mukjizat datang pada kami anak-anakmu.

Kau penguat bagi kami, kau pemberi dorongan terbesar bagi kami. Doamu adalah jalan kesuksesan bagi kami, pembuka bagi pintu yang masih tertutup, penghancur bagi tembok yang menghalangi.

Tak akan pernah terbalaskan, tak pernah ada gantinya, hanya doa yang bisa kami panjatkan padaNya memohon kesehatan bagimu, memohon usia yang panjang yang membawa manfaat dan penuh keberkahan.

Serta memohon diberikan kesempatan olehNya bagi kami anak-anakmu agar dapat memberikan kebahagiaan pada ibu sebelum Tuhan pemilik dari semua makhluk hidup mengambil haknya kembali. “ Kabulkan doa kami ya Rabb, hanya itu yang bisa kami berikan pada ibu kami terkasih, Amin".