Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Komunikasi Diagonal Dalam Organisasi dan Hambatannya

Pengertian Komunikasi Diagonal Dalam Organisasi dan Hambatannya
Komunikasi - Bila Anda pernah dengar mengenai ide komunikasi vertikal dan Komunikasi horizontal, kemungkinan istilah komunikasi diagonal muncul bertepatan dengan ke-2 ide itu. Komunikasi diagonal memang layaknya seperti komunikasi vertikal dan horizontal, merupakan sisi dari aliran resmi dalam skema komunikasi organisasi. Pada ulasan kesempatan ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai komunikasi diagonal dalam organisasi. 

Komunikasi Organisasi dan Skema Komunikasi di Dalamnya

Komunikasi organisasi dapat disebut bisa dijumpai nyaris pada tiap susunan warga, sebab munculnya organisasi baik yang resmi atau non-formal ialah suatu hal yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan sosial. 

Organisasi tidak saja beberapa kumpulan orang yang berpadu dan membuat formasi pengurusan secara sah, tetapi dapat nampak dari tiap ada jenjang atau hierarki yang ada pada warga. Misalkan saja dalam lembaga pengajaran seperti perguruan tinggi, jalinan di antara dosen dan mahasiswa dapat digolongkan sebagai organisasi sebab ada ketidaksamaan jenjang di mana yang satu semakin tinggi dari yang lain.

Komunikasi dalam organisasi sendiri adalah hal yang paling esensial, sebab tanpa komunikasi yang bagus maka susah jalankan roda organisasi secara lancar dan terukur. Komunikasi organisasi berperanan penting pada proses pengutaraan dan akseptasi info dalam organisasi, di mana dengan info itu beberapa anggota organisasi bisa menyamai penglihatan dan membuat arah yang serupa. 

Dengan demikian, organisasi bisa berjalan untuk raih arah bersama yang sudah diputuskan dan disepakati oleh beberapa faksi yang ada didalamnya. (Simak juga : Teori Feminisme Menurut Beberapa Pakar)

Ada dua skema dalam komunikasi organisasi, yakni skema komunikasi dengan aliran resmi dan aliran non-formal (tidak resmi). Aliran resmi dalam skema komunikasi organisasi ada tiga, yakni komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal:

Komunikasi Vertikal 

Komunikasi vertikal ialah komunikasi yang terjadi di antara faksi yang mempunyai ketidaksamaan jenjang dalam organisasi, dapat mereka yang semakin tinggi ke yang lebih rendah atau kebalikannya.

Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal ialah komunikasi memanjang, di mana komunikasi ini terjadi di antara faksi atau anggota organisasi yang mempunyai tingkat yang serupa baik dari sisi posisi, kedudukan, atau statusnya dalam organisasi. 

Umumnya komunikasi horizontal ini terjadi di antara sama-sama anggota team dalam seksi yang serupa, atau peranan yang lain mempunyai jenjang yang serupa dengannya. 

Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal ialah komunikasi yang terjadi bersilang dari sisi jenjang atau susunan organisasi, dan akan diulas selanjutnya di bagian seterusnya.

Aliran non-formal atau tidak resmi yang terjadi dalam organisasi ialah semua wujud komunikasi yang dilaksanakan tanpa keresmian atau keformalan, dan tentu saja condong lebih rileks dibandingkan aliran resmi. 

Aliran komunikasi tidak resmi umumnya dilaksanakan pada jam-jam istirahat, atau waktu yang lain tidak memerlukan kesungguhan yang dalam dalam mebahas suatu hal.sebuah hal. Info atau tema yang diulas dalam aliran komunikasi tidak resmi juga condong hal yang memiliki sifat umum, seperti peristiwa yang lagi hot dalam masyarakat, acara tv, kondisi organisasi secara jelas, dan lain-lain. 

Pengertian Komunikasi Diagonal 

Sesudah mengenali apa dan bagaimana status komunikasi diagonal dalam komunikasi organisasi keseluruhannya, seterusnya kita perlu meneliti lebih dalam berkenaan apakah itu yang diartikan dengan komunikasi diagonal. 

Dari namanya, komunikasi diagonal ialah jenis komunikasi yang dilaksanakan bersilang dari jenjang, peranan, atau status yang ada pada organisasi. Komunikasi diagonal disebutkan sebagai komunikasi yang menggunting garis komunikasi vertikal dan horizontal, di mana komunikasi dilaksanakan bersilang di antara beberapa pihak yang mempunyai tingkat, susunan, dan tingkat yang lain.

Komunikasi diagonal adalah skema komunikasi organisasi yang cukup unik sebab cukup menyelimpang dari wujud tradisionil seperti komunikasi dari atasan ke bawahan, dari bawahan ke atasan, atau sama-sama faksi yang mempunyai jenjang sama. 

Komunikasi diagonal dilaksanakan dengan memutuskan jalur komunikasi yang dipastikan oleh organisasi, yang umumnya harus melalui proses dan tingkatan tertentu.

Misalkan, seorang anggota dari seksi A umumnya tidak langsung bisa berbicara dengan pimpinan dari seksi B. Tetapi ada saatnya anggota dari seksi A itu menggunting dan memutuskan proses yang diputuskan selanjutnya langsung berbicara dengan pimpinan dari seksi B sebab ada satu dan lain perihal. 

Praktek komunikasi diagonal ini tidak dapat disebut jelek, tetapi tidak bisa juga disebut selalu baik. Ad akalanya dalam organisasi diperlukan komunikasi yang instant dan mengikut kondisi hingga komunikasi diagonal juga jadi opsi. 

Ditambah lagi irama kehidupan dalam organisasi yang condong kerap berbeda dan benar-benar aktif, yang memerlukan pergerakan yang cepat dan ambil keputusan selekasnya. Jika sudah demikian, karena itu pemakaian komunikasi diagonal yang menggunting garis vertikal dan horizontal yang teratur di organisasi jadi jalan yang dipandang menjadi jalan keluar.

Tetapi di lain sisi, pemakaian komunikasi diagonal yang sering dan tidak dipakai pada saat penting saja menjadi persoalan dalam organisasi. Beberapa pakar bahkan juga mengatakan jika praktek komunikasi diagonal yang sering dan tidak disamakan dengan kondisi malah akana arahkan pada timbulnya perselisihan atau chaos dalam organisasi. 

Memang organisasi yang begitu kaku akan membuat anggotanya tertekan dan tidak nyaman, tetapi organisasi yang begitu fleksibel dan memudarkan batasan-batas ketentuan akan membuat munculnya bermacam persoalan yang bisa menggoyangkan fondasi bersama. (Simak juga : Komunikasi Dua Arah)

Hambatan dalam Komunikasi Diagonal

Seperti komunikasi yang lain secara general, komunikasi diagonal juga mempunyai hambatan dalam penerapan dan praktiknya setiap hari. Berikut beberapa hambatan komunikasi yang sering dijumpai, terhitung dalam komunikasi diagonal:

A. Hambatan Proses

Dari proses komunikasi tersebut yang meliputi bermacam komponen dalam prosesnya. Hambatan itu dapat berada pada sang pengirim pesan, di mana dia kurang dapat meng-encode atau sampaikan pesan secara baik hingga tidak bisa tersampaikan seperti keinginannya. 

Hambatan dalam prosesnya bisa juga berada pada media sebagai mediator pengutaraan pesan atau dari segi yang menerima pesan, di mana bisa terjadi ketidaksamaan dalam pahami dan mengartikan lambang tertentu.

B. Hambatan Semantik

Ini terkait dengan pemakaian istilah tertentu dan pengetahuan bahasa atas beberapa istilah yang dipakai. Istilah kerap kali dipakai dalam berbicara yang mana tidak seluruhnya orang pahami istilah itu, terutama bila itu ialah istilah khusus yang dipakai di wilayah atau komune tertentu.

Karena itu bila sang pengirim pesan bicara sama orang yang dari wilayah atau komune dan barisan yang lain, bisa itu jadi hambatan untuk sang yang menerima pesan sebab tidak pahami arti dari istilah yang dipakai.

C. Hambatan Fisik

Hambatan ini terkait dengan segala hal yang terlihat dan memiliki sifat riil atau nampak. Hal yang kerap jadi hambatan fisik dalam berbicara ialah lingkungan atau background (dapat satu tempat atau situasi) di mana berlangsungnya komunikasi itu, misalkan situasi yang bising membuat yang menerima pesan susah meresap info yang diberi secara baik. 

Hambatan fisik ini bisa juga berbentuk hambatan dari sisi indera badan yang umum dipakai untuk berbicara, misalkan kesusahan bicara, hingga bisa sedikit menghalangi proses komunikasi yang dilaksanakan. 

D. Hambatan Psikis

Kontradiksi dari hambatan awalnya atau hambatan fisik, hambatan ini lebih ke hal yang tidak terlihat dan tidak nampak riil tetapi berasa pada diri semasing. Hal yang umumnya jadi hambatan psikis dalam berbicara ialah ada ketidaksamaan nilai dan penglihatan pada sesuatu hal, yang selanjutnya membuat susahnya pengirim pesan untuk sampaikan apa yang diharapkan ke yang menerima pesan. 

Ketidaksamaan opini atau penglihatan ini akan menghalangi dan mempersulit terbentuknya kecocokan arti pada sesuatu hal yang didiskusikan, di mana menjadi munculnya perselisihan di antara faksi yang berbicara. 

Demikian ulasan berkenaan komunikasi diagonal dalam ranah komunikasi organisasi, meliputi pemahaman dan pengetahuannya, dan hambatan yang kerap terjadi didalamnya. Mudah-mudahan info ini dapat menambahkan wacana kita jadi lebih luas kembali dan bisa bermanfaat untuk kita semua.