Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Keajaiban Dunia Di Indonesia

Indonesia - Selaku negara kepulauan paling besar di dunia, Indonesia memiliki bermacam kekayaan hayati yang melimpah yang tak tertandingi dipenjuru dunia mana saja. Posisinya di tatap muka lurus sunda dan lurus sahul,membuat keberagaman lautnya sebagai wakil sebagian besar tipe terumbu karang di semua dunia. 

Tahukah andabahwa di Indonesia sampai sekarang ini minimal terdaftar ada tujuh fenomena dunia (seven wonders) atau berbentuk situs warisan masalalu yang dianggap oleh UNESCO. Itu berarti dunia mengaku kekayaan negeri kita ini. Apa seven wonders itu?baca pembahasan berikut ini:

1.Danau Toba

Danau Toba

Indonesia pernah mengguncangkan dunia dengan letusan tiga gunungnya, yakni Toba, Tambora,dan Krakatau. Debu yang dimuntahkan ke angkasa tutup matahari dan membuat siang gelaplayaknya malam. Dari ke-3 gunung itu, cuman Toba yang hampir seutuhnya raib dan tidak akan berupa gunung.

Tetapi dia tidak pergi tiada peninggalan. Satu danau vulkanik paling besar sejagat sekarang isi tanah yang ditinggalnya. Memiliki ukuran panjang 100km dan lebar 30km, Danau Toba jadi objek rekreasi unggulan Sumatra Utara sekalian danau paling terkenal di Indonesia. 

Menyusuridanau dengan perahu dan melihat kehidupan warga suku Batak jadi satu masa lalu tertentu.

2.Puncak Jaya

Puncak Jaya

Pegunungan Jayawijaya menghampar dari Papua Barat sampai Papua Nugini dengan pucuk paling tingginya ada di Sudirman kisaran dan namanya Pucuk Jaya (4844 dpl). Warga dunia menyebutnya Carstensz Pyramid. 

Nama itu kabarnya diambil dari nama seorang petualang Belanda namanya John Carstensz, yang dipercaya pertamanya kali menyaksikan ada pucuk bersalju di wilayah tropis. Berita itu diawartakan di Eropa di tahun 1623 tetapi tidak seorangpun memercayainya.

Daya tariklain Pucuk Jaya ialah mahkotanya yang diselimuti salju kekal. Sayang, selaku karena pemanasan global, susunan esnya lagi berkurang. Bila manusia tidak selekasnya stop menghancurkan bumi, bukan mustahil salju di Pucuk Jaya akan usai jadi dongeng yang cuman dapat kita katakan ke anak cucu.

3.Situs Purbakala Sangiran

Situs Purbakala Sangiran

Di tahun 1996, UNESCO tempatkan Sangiran selaku Peninggalan Budaya Dunia (World Heritage Site). Situs selebar 48 km persegi ini simpan puluhanribu fosil purba (13 ribu sudah diketemukan dan 3000 salah satunya dipamerkan di Musem Purbakala Sangiran.

Daerah disekelilingnya yang berjulukan Kubah Sangiran simpan 65% fsil hominid purba di Indonesia dan 50% di dunia yang berumur lebih dari dua juta tahun.

Situs Sangiran diketemukan di tahun 1934 oleh paleontolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald lewat artefak yang ditinggal Homo Erectus di Dusun Ngebung. 

Pada periode purba, berdasarkan hasil penelitian geologi, teritori yang berada 17km dari Solo/Surakarta ini sesungguhnya adalah bentangan laut.Putaran bumi dan musibah alam selanjutnya mentransformasinya jadi susunan tanah yang kaya fosil, terhitung fosil binatang laut.

4.Candi Borobudur

Candi Borobudur

Candi yang tercatat di World Heritage Site UNESCO ini pernah jadi anggota Tujuh Fenomena Dunia. Berdiri istimewa di Magelang (Jawa Tengah), Borobudur adalah salah sat candi Budha paling besar di dunia. 

Kekhasan ca di yang dibangun Raja Samaratungga ini bukan hanya berada pada susunan bangunannya yang berbentuk 10 tingkat dan juga pada relief-relief di badannya yang simpan arti kehidupan dari muka bumi. Relief itu akan bisa dibaca secara berurut jika kita berjalan searah jarum jam.

Pada reliefnya,Borobudur menceritakan mengenai satu cerita legendaris, Mahabarata, kecuali memvisualisasikan keadaan warga waktu itu. Keseluruhnya reief menggambarkan tuntunan si Budha. Karena itu, candi ini bisa jadi medium edukasi untuk beberapa orang yang pengin pelajari Budha. Yang mempesona, Borobudur dibuat cuman memakai mekanisme interlock, seperti balok-balok lego yang melekat tiada lem atau semen.

5.Komodo

Komodo

Komodo ialah kadal paling besar di dunia yang hidup di Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Di tahun 1991, UNESCO mengaku taman ini selaku World Heritage Site dan sekarang terhitung dalam barisan New7Wonders of Nature.

Komodo ialah predator dengan kekuatan komplet. Dia mempunyai penciuman tajam, dan sanggup lari dan berenang. Senjata intinya ialah air liur. Siapa saja yang tergigit, bila tidak cepat diobati karena itu kemungkinan akan meninggal. 

Komunitas komodo diprediksi sekarang tinggal 2700 ekor saja. Salah satunya teror untuk kelangsungannya ialah kanibalisme komodo dewasa memakan bayi-bayi komodo.

6.Benteng Keraton Wolio

Benteng Keraton Wolio

Dengan luas seputar 22 hektar atau sama dengan luas 36 lapangan sepakbola, benteng ini adalah yang terluas di dunia. Peangukuhan rekor itu dikerjakan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Kompetitornya, Malbork Castle di Polandia yang luasnya cuman 15 hektar.

Arsitektur Benteng Keraton Wolio seperti huruf dal  dalam abjad Arab. Panjangnya nyaris 3 km dengan tinggi dinding rerata empat mtr.. Ketebalan dindingnya/ di antara 1,5-2 mtr.. Temboknya menyengaja dibikin tebal buat meredam gempuran meriam lawan.

Dalam benteng ada 12 pintu gerbang (lawa) yang menyimbolkan 12 lubang dalam tubuh manusia. Badan manusia sesungguhnya cuman mempunyai 10 lubang terhitung pusar tetapi masyarakt di tempat ternyata masukkan lubang pori-pori kulit dan membandingkan di antara aliran urin dan sperma.

Berada di Bau-Bau,Sulawesi Tenggara, Benteng Keraton Wolio adalah warisan Kesultanan Buton yang dibuat pada era ke-16 oleh Sulton Buton III La Sangaji. Didalamnya berdiri Mushola Agung Keraton (Masigi Ogena) yang dibuat Sultan Buton XIX Sakiuddin Durul Alam pada awal era ke-17.

7.I La Galigo

I La Galigo


Satu naskah berisi epik dogma pembuatan dari peradaban Bugis yang dicatat di antara era ke-13 sampai 15. Versus tercatat hikayatini paling dahulu diawetkan pada era ke-19 di mana versi-versi yang awalnya sudah raib karena serangga dan cuaca. Mengakibatkan, tidak ada versus I La Galigo yang komplet.

Beberapa sumber mengatakan naskah I La Galigo terdiri dari 113 naskah terpisah yang capai keseluruhan 31500 halaman, membuatnya kreasi sastra paling panjang yang dilahirkan manusia, menaklukkan Mahabarata dan Ramayana. 

Hikayat ini mulai dikenali publik internasional secara luas sesudah diadaptasi dalam atraksi teater I La Galigo oleh Robert Wilson, sutradara asal Amerika Serikat. (g)